Polimer
Polimer
merupakan salah satu material yang mengalami perkembangan sangat cepat.
Perkembangan ini meliputi Research and development (RAD) dalam kaitannya dengan
tuntutan penggunaan maupun kebutuhan untuk membantu memudahkan kehidupan
manusia maupun mengganti material-material konvensional.
Definisi
polimer sendiri adalah suatu molekul yang dibangun oleh
pengulangan kesatuan kimia yang kecil dan sederhana. Kesatuan – kesatuan
berulang ini ekivalen dengan monomer. Jika pengulangan kesatuan berulang itu
berstruktur linear (seperti rantai) maka molekul – molekul polimer sering kali
digambarkan sebagai molekul rantai atau rantai polimer. Rantai polimer juga
dapat bercabang. Beberapa rantai linear atau becabang dapat bergabung melalui
sambungan silang membentuk polimer bersambung silang. Jika
sambungan silang terjadi ke berbagai arah maka terbentuk polimer sambung
silang tiga dimensi yang sering disebut dengan polimer jaringan.
Sifat
polimer sangat bergantung pada berbagai faktor. Salah satu faktor tersebut itu
adalah berat molekul polimer (Mn). Factor ini sangat berpengaruh terhadap sifat
makroskopik suatu polimer, yang meliputi: sifat termal, fisis, mekanik maupun
sifat optic. Oleh sebab itu penentuan berat molekul suatu polimer merupakan
aktivitas yang harus dilakukan untuk dapat memperkirakan karakteristik polimer
tersebut.
Faktor
penting lainnya yang juga menentukan sifat polimer adalah susunan rantai di
dalam polimer dan derajat kekristalanya (derajat kekristalan rendah maka akan
bersifat kenyal dan berdaya renggang besar, begitu sebaliknya).
Polimer
dapat diklasifikasikan menurut asal atau sumbernya, strukturnya, sifat
termalnya, komposisi dan
kristinialisnya. Menurut sumbernya, polimer dibedakan dalam dua jenis, yaitu polimer sintetik / buatan dan polimer alam. Contoh dari polimer sintetik adalah polietilen (PE), polimetil metakrilat (PMAA), polivinil klorida (PVC), dan polistiren (PS), sedangkan dari polimer alam dalah polisakarida, protein, pati, lignin dan selulasa. Menurut sifat termalnya, polimer mempunyai dua tipe, yaitu polimer termoplastik dan termoseting. Termoplastik memiliki sifat melunak pada pemanasan, misalnya nylon, olipropilen, polistiren (PS) dan polyster, sedangkan termoseting mempunyai sifat kaku dan tidak melunak pada pemanasan, misalnya melamin, formaldehid dan bakelit. Bila ditinjau dari komposisinya, polimer digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu homopolimer (polimer yang tersusun dari satu jenis monomer) dan kopolimer (polimer yang tersusun dari dua atau lebih monomer yang berbeda) (Billmeyer, 1984).
kristinialisnya. Menurut sumbernya, polimer dibedakan dalam dua jenis, yaitu polimer sintetik / buatan dan polimer alam. Contoh dari polimer sintetik adalah polietilen (PE), polimetil metakrilat (PMAA), polivinil klorida (PVC), dan polistiren (PS), sedangkan dari polimer alam dalah polisakarida, protein, pati, lignin dan selulasa. Menurut sifat termalnya, polimer mempunyai dua tipe, yaitu polimer termoplastik dan termoseting. Termoplastik memiliki sifat melunak pada pemanasan, misalnya nylon, olipropilen, polistiren (PS) dan polyster, sedangkan termoseting mempunyai sifat kaku dan tidak melunak pada pemanasan, misalnya melamin, formaldehid dan bakelit. Bila ditinjau dari komposisinya, polimer digolongkan dalam dua kelompok besar, yaitu homopolimer (polimer yang tersusun dari satu jenis monomer) dan kopolimer (polimer yang tersusun dari dua atau lebih monomer yang berbeda) (Billmeyer, 1984).
No comments:
Post a Comment