MAKALAH
PROSES INDUSTRI KIMIA 1
INDUSTRI BAJA
Disusun
oleh
Kelompok XI
Shelvi Agustina 114110023
Mohamad Ridho 114110043
Fitrah Ulumudin 114110050
Neneng Marlina
Noviana 114110051
PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA
INSTITUT TEKNOLOGI INDONESIA
Serpong
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas segala nikmat, rahmat dan anugerah yang selalu diberikan kepada penyusun
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini..
Dalam penyusunan makalah ini, tentunya penyusun tidak
menyelesaikannya seorang diri. Penyusun mendapat bantuan dari banyak pihak yang
telah memberikan bantuan baik dari segi moril maupun materil. Oleh karena itu,
penyusun banyak mengucapkan terimakasih kepada pihak – pihak tersebut.
Penyusun menyadari
bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan yang
disebabkan karena keterbatasan pengetahuan serta karena kesempurnaan hanyalah
milik Tuhan. Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
dari semua pihak demi perbaikan makalah ini dimasa mendatang. Penyusun berharap
agar makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Serpong,
21 November 2012
Penyusun
ABSTRAK
Baja adalah logam paduan, logam besi sebagai unsur dasar dengan karbon sebagai unsur paduan utamanya. Kandungan unsur
karbon dalam baja berkisar antara 0.2% hingga 2.1% berat sesuai grade-nya.
Fungsi karbon dalam baja adalah sebagai unsur pengeras dengan mencegah dislokasi bergeser pada kisi kristal (crystal lattice) atom besi. Unsur paduan lain yang biasa ditambahkan selain karbon adalah (titanium), krom (chromium), nikel, vanadium, cobalt dan tungsten (wolfram). Penambahan kandungan karbon pada baja dapat
meningkatkan kekerasan (hardness) dan kekuatan tariknya (tensile
strength),
namun di sisi lain membuatnya menjadi getas (brittle) serta menurunkan keuletannya (ductility). Baja tahan karat atau lebih dikenal dengan Stainless Steel adalah senyawa besi
yang mengandung setidaknya 10,5% Kromium untuk mencegah proses korosi
(pengkaratan logam). Kemampuan tahan karat diperoleh dari terbentuknya lapisan
film oksidakromium, dimana lapisan oksida ini menghalangi proses oksidasi besi
(Ferum). Stainless Steel sering
digunakan dalam perlengkapan Stainless
Steel untuk industri makanan
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin berkembangnya peradaban
manusia, semakin beragam pula kebutuhan manusia. Ini dapat dilihat dari aspek teknik sipil.
Pada jaman dahulu orang membuat jalan hanya
dengan menyusun batu-batuan atau kerikil-kerikil, tapi kini semuanya
telah berubah,manusia berusaha membuat jalan sebagai sarana transportasi
dengan kualitas yang baik menggunakan teknologi rekayasa guna memenuhi
kebutuhannya. Pembangunan dalam
setiap bidang yang berhubungan dalam teknik sipil dimulai dari bangunan
gedung, jembatan, jalan dan bangunan lainnya tidak akan terpisahkan
dari bahan yang berasal dari
dalam perut bumi. Mulai dari batuan, batu bara, minyak bumi
sampai berbagai macam mineral yang langsung digunakan maupun yang
diolah terlebih dahulu. Untuk itu dalam kesempatan ini, akan dibahas tentang baja. Masalah ini
diangkat karena ingin mengetahui jenis-jenis baja, proses pembuatan baja
serta syarat apa saja yang harus dipenuhi oleh baja sebagai bahan pembuatan
baja .Bertitik tolak dari latar belakang masalah diatas, timbulah suatu
permasalahan dalam diri kami dan menjadi suatu dorongan
bagi kami untuk melaksanakan suatu analisa tentang jenis-jenis
baja, proses pembuatan baja serta syarat apa saja yang harus
dipenuhi oleh baja
1.2 Tujuan
Untuk mengetahui
pengertian baja, sejarah baja, memahami proses pembuatan baja dan jenis baja.
1.3 Batasan masalah
Makalah ini membahas tentang jenis baja khususnya Stainless
Steel dan proses pembuatan Stainless
Steel
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah dan Pengertian Baja
Teknik peleburan logam
telah ada sejak zaman Mesir kuno pada tahun 3000 SM. Bahkan pembuatan perhiasan
dari besi telah ada pada zaman sebelumnya. Proses pengerasan pada besi dengan
heat treatment mulai diperkenalkan untuk pembuatan senjata pada zaman Yunani
1000 SM.
Proses pemaduan yang dibuat
mulai ada sejak abad 14 yang diklasifikasikan sebagai besi tempa. Proses ini
dilakkan dengan pemanasan sejumlah besar bijih besi dan charchoal dalam tungku
atau furnance. Dengan proses ini bijih besi mengalami reduksi menjadi besi
sponge metalik yang terisi oleh slag yang merupakan campuran dari pengotor
metalik dan abu charcoal. Spone iron ini dipindahkan dari furnance pada saat
masih bercahaya dan diselimuti oleh slag yang tebal lalu slagnya dihilangkan
untuk memperkuat besi. Pembuatan besi meggunakan metode ini menghasilkan
kandingan slag sekiar 3 persen dan 0,1 persen pengotor lain. Kadang kala hasil
produksi dengan metode ini menghasilkan baja bukannya besi tempa. Para pembuat besi belajar untuk
membuat baja dengan memanaskan besi tempa dan charcoal pada boks yang terbuat
dar tanah liat selama beberapa hari. Dengan proses ini besi akan menyerap cukup
karbon untuk menjadi baja sebenarnya.
Setelah abad ke 14 tungku
atau furnance yang digunakan mulai mengalami peningkatan ukuran dan draft
yang digunakan untuk pembakaran gas melewati “charge,” pada pencampuran
material mentah. Pada tungku yang lebih besar ini, bijih besi pada bagian
bagian atas furnance akan direduksi pertama kali direduksi menjadi besi metalik
dan menghasilkan banyak karbon sebagai hasil dari serangan gas yang
dilewatinya. Hasil dari furnance ini adalah pig iron, yaitu paduan yang meleleh
pada temperatur rendah. Pig iron akan dproses lebih lanjut untuk membuat baja.
Pembuatan baja modern
menggunakan blast furnance yang juga digunakan untuk memurniakan besi oleh
pembuat besi yang lampau.
Proses pemurnian besi cair dengan peledakan udara diakui oleh penemu Inggris
Sir Henry Bessemer yang mengembangkan Bessemer furnance, atau
pengkonversi, pada tahun 1855. Sejak tahun 1960 telah diproduksi baja dari besi
bekas secara kecil-kecilan pada furnance elektrik, sehingga dinamakan mini
mills. Mini mills adalah komponen yang sangat sangat penting bagi produksi baja
Amerika. Mills yang lebih besar digunakan pada produksi baja dari bijih besi.
Berikut ini adalah awal
mula ditemukannya Baja :
1.
Besi
ditemukan digunakan pertama kali pada sekitar 1500 SM
2.
Tahun
1100 SM, Bangsa hittites yang merahasiakan pembuatan tersebut selama 400 tahun
dikuasai oleh bangsa asia barat, pada tahun tersebbut proses peleburan besi
mulai diketahui secara luas.
3.
Tahun
1000 SM, bangsa yunani, mesir, jews, roma, carhaginians dan asiria juga
mempelajari peleburan dan menggunakan besi dalam kehidupannya.
4.
Tahun
800 SM, India berhasil membuat besi setelah di invansi oleh bangsa arya.
5.
Tahun 700
– 600 SM, Cina belajar membuat besi.
6.
Tahun
400 – 500 SM, baja sudah ditemukan penggunaannya di eropa.
7.
Tahun
250 SM bangsa India menemukan cara membuat baja
8.
Tahun
1000 M, baja dengan campuran unsur lain ditemukan pertama kali pada 1000 M pada
kekaisaran fatim yang disebut dengan baja damascus.
9.
1300
M, rahasia pembuatan baja damaskus hilang.
10. 1700 M, baja kembali diteliti penggunaan dan pembuatannya
di eropa.
2.2 Sifat Baja
Beberapa sifat - sifat baja secara umum adalah :
- Keteguhan (solidity)
Mempunyai ketahanan terhadap tarikan, tekanan atau
lentur
- Elastisitas (elasticity)
Kemampuan / kesanggupan untuk dalam batas –batas
pembebanan tertentu, sesudahnya pembebanan ditiadakan kembali kepada bentuk
semula.
- Kekenyalan / keliatan (tenacity)
Kemampuan/kesanggupan untuk dapat menerima perubahan
perubahan bentuk yang besar tanpa menderita kerugian-kerugian berupa cacat atau
kerusakan yang terlihat dari luar dan dalam untuk jangka waktu pendek
- Kemungkinan ditempa (maleability)
Sifat
dalam keadaan merah pijar menjadi lembek dan plastis sehingga dapat dirubah
bentuknya
- Kemungkinan dilas (weklability)
Sifat
dalam keadaan panas dapat digabungkan satu sama lain dengan memakai atau tidak
memakai bahan tambahan, tampa merugikan sifat-sifat keteguhannya
- Kekerasan (hardness)
Kekuatan
melawan terhadap masuknya benda lain.
2.3 Klasifikasi Baja
Pengklasifikasian baja
secara umum beserta penjelasannya menurut “Handbook of Comparative World
Steel Standards” adalah sebagai berikut:
2.3.1 .Baja Karbon (Carbon Steel)
Baja
karbon adalah baja yang mengandung karbon sampai 1,7 %. Penggunaan
baja karbon banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari untuk kepentingan yang umum.
Pembagian
baja karbon adalah sebagai berikut:
a.
Low
Carbon Steel ( < 0.2 % Carbon )
Baja low carbon biasanya
digunakan untuk automobile body panels, tin plate dan wire product
yang membutuhkan keuletan yang tinggi.
b.
Medium
Carbon Steel ( 0.2 - 0.5 % Carbon )
Baja
medium carbon biasanya digunakan dalam kondisi hasil quench dan tempered dan banyak
digunakan sebagai shaft, axle, gear, crankshaft, coupling,dan forging.
c.
High
Carbon Steel ( > 0.5 % Carbon )
Baja
high carbon banyak digunakan pada spring material dan high-strength
wire. Selain
pembagian berdasarkan persen kadar karbon di atas, masih terdapat baja karbon
dengan kadar mangan yang tinggi (High Manganese Carbon Steel), yaitu
sekitar 1.1-1.4 % Mn. Baja jenis ini banyak digunakan dalam aplikasi rel kereta
api.
2.3.2 Baja Paduan (Alloy Steel)
Baja paduan adalah campuran antara baja karbon dengan unsur-unsur lain yang
akan mempengaruhi sifat-sifat baja, misalnya sifat kekerasan, liat, kecepatan
membeku, titik cair, dan sebagainya yang bertujuan memperbaiki kualitas dan
kemampuannya. Penambahan
unsur-unsur lain dalam baja karbon dapat dilakukan dengan satu atau lebih
unsur, tergantung dari karakteristik atau sifat khusus yang dikehendaki.
a.
Low
Alloy Steel ( < 8 % Alloying Element)
Salah
satu contoh baja jenis ini yang terkenal adalah HSLA (High Strength lowAlloy)
yang menggunakan paduan Nb, V, Ti, dan Al.
b.
High
Alloy Steel ( > 8 % Alloying Element)
Penggunaan
baja paduan tinggi biasanya bertujuan untuk meningkatkan sifat-sifat baja, yaitu:
1.
Corrosion
Resistant (Austenitic dan Duplex)
2.
Heat
Resistant (Austenitic)
3.
Wear
Resistant (Manganese Steel)
2.3.3 Baja Tahan Karat (Stainless Steel)
.Baja tahan karat adalah paduan besi dengan
minimal 12% Chromium. Jadi tanpa tambahan apapun perpaduan Besi dengan 12%
Chromium bisa disebut Stainless Steel. Komposisi ini membentuk thin protective layer Cr2O3. Proses
pembuatan baja tahan karat terdapat 2 tahap, yaitu pertama menggunakan sistem Electric Arc Furnace (EAF) untuk
melelehkan scrap dan ferro alloy berkarbon tinggi sebagai bahan
murah sumber krom, lalu lelehannya disempurnakan dengan proses yang menggunakan
alat Argon Oxygen Decarburizer (AOD), dengan proses kedua ini akan
menghilangkan kandungan Karbon dan pegotor lainnya
2.4. Penggolongan Stainless Steel
Stainless Steel biasanya dibedakan menjadi lima
golongan ,penggolongan ini dilakukan menurut kadar paduan di dalamnya yaitu :
1. Stainless Steel
martensitik
Mempunyai struktur Kristal body
centered cubic (BCC) yang menyimpang pada kondisi yang telah di keraskan.
Mempunyai sifat yang dapat di keraskan dan ketahanannya terhadap korosi
hanya pada kondisi lingkungan yang sifat korositnya menengah. Baja Stainless
Steel ini kandungan kromium yang di miliki berkisar antara 10,5% - 18%, dan
kandungan karbon bisa mencapai 1,2%. Kandungan kromium dan karbon yang cukup
tinggi menyebabkan bias terbentuknya struktur martensit setelah proses
pemanasan.
2. Steinless steel feritik
Paduan baja jenis ini juga mempunyai
struktur Kristal BBC . Kandungan kromium pada paduan jenis ini berkisar antara
10,5 %- 30% . Paduan jenis ini biasanya mengandung : molybdenum, silicon,
alumunium, silicon, titanium dan niobium untuk menghasilkan karakteristik
tertentu. Stainless Steel jenis ini bersifat feeomagnetik, mempunyai sifat yang
ulet dan mampu bentuk yang baik. Tetapi pada temperature yang tinggi kekuatan
nya akan menurun dan lebih rendah dari
Stainless Steel austenitic. Demikian
pula dengan ketangguhan nya hanya baik pada temperature rendah.
3. Stainless Steel Austenitik
Mempunyai kekuatan , ketangguhan, keuletan, sifat mampu
bentuk yang baik. Jenis Stainless Steel
ini mempunyai struktur Kristal face
centered cubic (FCC). Struktur Kristal ini terbentuk karena penambahan
unsure paduan austenite seperti nikel, mangan, dan nitrogen. Stainless Steel
jenis ini tidak besfat magnetic pada kondisi anil, dan hanya dapat dikersakan
dengan pengerjaan dingin (cold worked )
Bandingan
4. Stainless Steel duplex
Stainless Steel
jenis ini mempunyai struktur campuran antara BBC ferit dan FCC austenite.
Perbandingan komposisi antara keduanya dipengaruhi oleh komposisi logam dan
proses perlakuan panas yang didapatkan . Tetapi pada kondisi anil, perbandingan
antara kedua fase itu seimbang. Sifat tahan korosi Stainless Steel jenis
ini mendekati Stainless Steel austenitic pada unsur paduan yang serupa , tetapi
mempunyai tensile dan yield strength yang lebih tinggi.
5. Precipitation –hardening Stainless Steel.
Jenis ini mempunyai unsur unsur
penambahan kekerasan seperti tembaga, alumunium, atau titanium. Pada
kondisi anil, struktur mikroStainless Steel jenis ini dapat berupa austenitic
maupun martenistik
BAB III
PROSES PEMBUATAN
3.1 Proses Pembuatan Baja Tahan Karat (Stainless Steel )
Baja
pada dasarnya adalah paduan besi-karbon dengan kadar karbon tidak lebih dari
2,0 %, selain itu juga mengandung
sejumlah unsur paduan dan unsur pengotoran. Baja dibuat dari besi kasar atau
besi spons dengan mengurangi kadar karbon dan unsur lain yang kurang disukai.
Ada beberapa macam cara pembuatan baja, antara lain :
1.Konvertor
2.Open hearth furnance
3.Dapur listrik
Gambar 1. flowchart
Proses Pembuatan Baja ~ Stainless Steell
Gambar 2. Diagram Proses Pembuatan Baja
Bahan baku pembuatan stainless
steel diantaranya sebagai berikut:
·
Besi
kasar cair (pig iron) atau berupa Besi spons (sponge iron) (65-85%).
·
Skrap
baja (15-35%),
Bahan
baku paduan dalam pembuatan stainless steel diantaranya sebaai berikut :
·
Carbon (C)
Unsur ini dapat membuat baja tetap
kuat pada suhu tinggi.
·
Chromium (Cr)
Unsur ini dapat
membuat baja menjadi lebih keras, tahan gesekan, tahan korosi, dan tahan
temperature tinggi. Dengan sifat-sifat itu membuat baja paduan ini baik untuk
bahan poros, dan roda gigi. Penambahan unsur chromium biasanya diikuti dengan
penambahan nikel.
·
Silikon (Si)
Pada konsentrasi tinggi membuat baja tahan kondisi asam,
pada konsentrasi rendah memperbaiki sifat megnetik dan sifat listrik baja.
·
Nikel (Ni)
Unsur
campuran yang digunakan sebagai bahan dasar untuk beberapa kelompok dari
stainless steel. Nikel memberikan derajat kelenturan yang tinggi (mampu berubah
bentuk tanpa pecah) dan tahan terhadap karat (korosi). Hampir 65% dari semua
nikel digunakan pada pembuatan stainless steel.
·
Molibedenum (Mo)
Molibdenum
akan memperbaiki baja menjadi tahan terhadap suhu yang tinggi, liat, ,kuat dan
memperbaiki kekerasan baja,. Baja paduan ini biasa digunakan sebagai bahan
untuk membuat alat-alat potong, misalnya pahat.
·
Wolfram (W)
Unsur
ini memberikan pengaruh yang sama seperti pada penambahan molibdenum dan
biasanya juga dicampur dengan unsur nikel (Ni) dan chromium (Cr). Baja paduan
ini memiliki sifat tahan terhadap suhu yang tinggi, karenanya banyak digunakan
untuk bahan membuat pahat potong yang lebih dikenal dengan nama baja potong
cepat (HSS /Hight Speed Steel).
·
Vanadium (V)
Penambahan
unsur ini akan memperbaiki struktur kristal baja menjadi halus, memperkuat baja
dan meningkatkan ketahanan baja terhadap panas. Terlebih bila dicampur dengan
chromium. Baja paduan ini digunakan untuk membuat roda gigi, batang penggerak,
dan sebagainya.
·
Kobalt (Co)
Kobalt (Co) dengan
penambahan unsur ini akan memperbaiki sifat kekerasan baja meningkatkan
kualitas baja, serta tetap keras pada suhu yang tinggi. Baja paduan ini banyak
digunakan untuk konstruksi pesawat terbang atau konstruksi yang harus tahan
panas dan tahan aus.
3.1.1 Proses Menggunakan Konvertor
Konvertor terbuat dari baja dengan mulut
terbuka (untuk memasukkan bahan baku dan mengeluarkan cairan logam) serta
dilapisi batu tahan api. Konvertor diikatkan pada suatu tap yang dapat berputar
sehingga konvertor dapat digerakkan pada posisi horizontal untuk memasukkan dan
mengeluarkan bahan yang diproses dan pada posisi vertical untuk pengembusan
selama proses berlangsung. Konvertor ini dilengkapi dengan pipa yang berlubang
kecil (diameternya sekitar 15 – 17 mm) dalam jumlah yang banyak (sekitar 120-
150 buah pipa) yang terletak pada bagian bawah konvertor.
Sewaktu
proses berlangsung udara diembuskan ke dalam konvertor melalui pipa saluran
dengan tekanan sekitar 1,4 kg/cm3 dan langsung diembuskan ke cairan untuk
mengoksidasikan unsur yang tidak murni dan karbon. Kandongan karbon terakhir
dioksidasi dengan penambahan besi kasar yang kaya akan mangan, seterusnya baja
cair dituangkan ked ala panci – panci dan dipadatkan menjadi batang – batang
cetakan. Kapasitas konvertor sekitar 25 – 60 ton dan setiap proses memerlukan
waktu 25 menit. Proses pembuatan baja yang menggunakan konvertor adalah sebagai
berikut :
1.
Proses Bessemer
Proses
Bessemer adalah suatu proses pembuatan baja yang dilakukan di dalam konvertor
yang mempunyai lapisan batu tahan api dari kuarsa asam atau oksida asam (SiO2),
sehingga proses ini disebut "Proses Asam". Besi kasar yang diolah
dalam konvertor ini adalah besi kasar kelabu yang kaya akan unsur silikon dan
rendah fosfor (kandungan fosfor maksimal adalah 0,1%). Besi kasar yang
mengandung fosfor rendah diambil karena unsur fosfor tidak dapat direduksi dari
dalam besikasar apabila tidak diikat dengan batu kapur. Di samping itu. fosfor
dapat bereaksi dengan lapisan dapur yang terbuat dari kuarsa asam, reaksi ini
membahayakan atau menghabiskan lapisan konvertor. Oleh karena itu, sangat
menguntungkan apabila besi kasar yang diolah dalam proses ini adalah besi kasar
kelabu yang mengandung silikon sekitar 1,5% - 2%.
Dalam
proses ini bahan baku dimasukkan dan dikeluarkan sewaktu konvertor dalam posisi
horizontal (kemiringannya sekitar 30°). Sementara itu, udara diembuskan dalam
posisi vertikal atau disebut juga kedudukan proses. Dalam konvertor, yang
pertama terjadi adalah proses oksidasi unsur silikon yang menghasilkan oksida
silikon. Kemudian diikuti oleh proses oksidasi unsur fosfor dan mangan yang
menghasilkan oksida fosfor dan oksida mangan, ditandai dengan adanya bunga api
yang berwarna kehijau-hijauan.
Baja dapat dihasilkan dengan mengembuskan udara melalui
besi kasar cair di dalam dapur yang disebut “konvertor”, sehingga unsur – unsur
yang tidak murni akan dikeluarkan dengan jalan oksidasi. Pada waktu itu cara
pembuatan jalan kereta api dan pembuatan peralatan hampir sama pentingnya.
Karena sejak udara dimasukkan atau diembuskan, kotoran – kotoran di dalam baja
akan berkurang.
Proses Bessemer mengolah baja dengan menggunakan besi
kasar berkualitas baik yang mengandung fosfor rendah. Bila fosfornya tinggi
baja yang dihasilkan berkualitas rendah, sebab dalam proses pengolahan tidak
seluruh fosfor dapat dikeluarkan. Masalah pengeluaran unsur fosfor telah dapat
dipecahkan pada proses dapur Thomas, dengan menggunakan batu kapur pada lapisan
dasar dapur. Sehingga sampai saat ini proses Thomas digunakan untuk memproses
besi kasar dapat kaya dengan fosfor.
Proses oksidasi yang terakhir adalah mengoksidasi karbon.
Proses ini berlangsung disertai dengan suara gemuruh dan nyala api berwarna
putih dengan panjang sekitar 2 meter, kemudian nyala api mengecil. Sebelum
nyala api padam, ditambahkan besi kasar yang banyak mengandung mangan, kemudian
baja cair dituangkan ke dalam panci-panci tuangan dan dipadatkan dalam bentuk
batang-batang baja.
2.
Proses Thomas
Proses Thomas adalah suatu proses pembuatan baja yang
dilakukan di dalam konvertor yang bagian dalamnya dilapisi dengan batu tahan
api dari bahan karbonat kalsium dan magnesium karbonat (CaCO3 + MgCO3
) yang disebut "dolomit". Proses ini disebut juga proses basa karena
lapisan konvertor terbuat dari dolomit dan hanya mengolah besi kasar putih yang
kaya dengan fosfor (sekitar 1,7 - 2%) dan rnengandung unsur silikon rendah
(sekitar 0,6 - 0,8%). Proses ini makin baik hasilnya apabila besi kasar yang
diolah mengandung unsur silikon yang sangat rendah.
Dalam proses ini udara diembuskan ke cairan besi kasar di
dalam konvertor melalui pipa saluran udara, sehingga terjadi proses oksidasi di
dalam cairan terhadap unsur-unsur campuran. Pertama kali unsur yang dioksidasi
adalah silikon (Si), kemudian mangan (Mn), dan fosfor (P). Oksidasi unsur
fosfor terjadi cepat sekali, sekitar 3 - 5 menit dan proses oksidasi yang
terakhir adalah unsur karbon disertai suara gemuruh dan nyala api yang tinggi.
Apabila nyala api sudah mengecil dan kemudian padam berarti proses oksidasi
telah selesai.
Proses oksidasi yang terjadi pada unsur-unsur di dalam
besi kasar menghasilkan oksida yang akan dijadikan terak dengan jalan
menambahkan batu kapur ke dalam konvertor. Selanjutnya terak cair dikeluarkan
dari dalam konvertor, diikuti dengan penuangan baja cair ke dalam panci-panci tuangan
kemudian dipadatkan menjadi batangan baja.
3.
Proses Siemens Martin
Proses tungku terbuka disebut juga proses Siemens Martin,
yang disesuaikan dengan nama ahli penemu proses tersebut. Proses ini digunakan
untuk menahasilkan baja yang mengandung karbon sedang dan rendah dengan cara
proses asam atau basa, sesuai dengan sifat lapisan dapurnya. Proses ini
berlangsung di dalam dapur tungku terbuka atau dapur Siemens Martin yang
mempunyai kapasitas 150 - 300 ton, bahan bakarnya gas yang dihasilkan dengan pembakaran
kokas di atas tungku atau bahan bakar minnyak. Dapur ini menggunakan prinsip
regenerator (hubungan balik) dan tungku pemanas dapat mencapai temperatur
sekitar 900 -1.200 0C, tungku pemanas ini bisa mencapai temperatur
tinggi apabila diperlukan, dan pada waktu yang sama menghemat bahan bakar.
Dalam proses ini dapur diisi dengan besi kasar dan baja bekas, kemudian
dicairkan sehingga beberapa unsur campuran terbentuk menjadi terak di atas
permukaan cairan besi, tambahkan bijih besi atau serbuk besi yang berguna untuk
mereduksi karbon, maka lubang pengeluaran dapur dibuka dan cairan dituangkan ke
dalam panci-panci tuangan. Baja cair meninggalkan dapur sebelum terak cair dan
beberapa terak dapat dicegah meninggalkan dapur sampai seluruh baja cair
dikeluarkan, kemungkinan terak ikut tertuang ke dalam panci yang akan mengapung
di atas baja cair sehingga perlu dikeluarkan dan dituangkan ke dalarn panci
yang berukuran kecil. Baja cair yang telah penuh di dalam panci dituangkan ke
dalam cetakan melalui bagian bawah cetakan, sehingga terak tetap di dalam panci
dan terakhir dikeluarkan. Selain itu, dapat pula dipisahkan dengan cara
menuangnya ke dalam cetakan yang lebih kecil. Setiap melakukan proses pemurnian
besi kasar dan bahan tambahan lainnya berlangsung selama 12 jam, kemudian
diambil sejumlah baja cair sebagai contoh untuk dianalisis komposisinya.
Sementara itu, terak yang dihasilkan dari proses basa digunakan sebagai pupuk
buatan.
3.2 Proses Open Hearth Furnace ( Proses terbuka)
Tanur
berupa piringan datar yang besar. Pada dasar kolom telah ditempatkan oksida
basa seperti CaO atau MgO yang nantinya akan berguna sebagai zat pengikat. Ke
dalam tanur tinggi dimasukan besi tuang, besi bekas dan batu kapur. Campuran
gas pembakar dan udara panas dilewatkan di atas piringan yang berisi besi cair
ini. Sementara diaduk maka akan berlangsung reaksi antara oksida-oksida
pengotor dengan CaO dan MgO menjadi kerak. Kelebihan proses ini adalah kualitas
baja yang dihasilkan mudah dikontrol kualitasnya secara terus menerus selama
proses ini berlangsung lama (8-10 jam ) sedangkan Proses Bassemer berlangsung
cepat (15 menit).
Gambar Open
Hearth Steel Furnace
3.3 Proses Dapur Listrik
Baja yang berkualitas tinggi
dihasilkan apabila, dilakukanpengontrolan temperatur peleburan.dan memperkecil
unsur-unsur campuran di dalam baja yang dilakukan selama proses pemurnian.
Proses pengolahan seperti ini, dilakukan dengan menggunakan dapur listrik. Pada
awal pemurnian baja menggunakan dapur tungku terbuka atau konvertor, selanjutnya
dilakukan di dalam dapur listrik sehingga diperoleh baja yang berkualitas
tinggi. Dapur listrik terdiri dari dua jenis, yaitu dapur listrik busur nyala
dan dapur induksi frekuensi tinggi.
1. Dapur listrik busur nyala
Dapur ini mempunyai kapasitas 25 - 100 ton dan dilengkapi dengan tiga buah
elektroda karbon yang dipasang pada bagian atas atau atap dapur, disetel secara
otomatis untuk menghasilkan busur nyala yang secara langsung memanaskan dan
mencairkan logam. Dapur ini dapat mengolah logam dengan proses asam atau basa
sesuai dengan lapisan batu tahan apinya dan bahan yang dimasukkan ke dalam
dapur (besi kasar), termasuk logam bekas (baja atau besi) yang terlebih dahulu
diketahui komposisinya. Apabila dilakukan.proses basa maka terjadi oksidasi
terak dari batu kapur atau bubuk kapur untuk mereduksi unsur-unsur-campuran.
Selanjutnya diperoleh pemisahan terak (mengandung batu kapur) dari baja cair.
Juga dapat ditambahkan dengan logam campur sebelum cairan dikeluarkan dari
dalam dapur untuk mencegah oksidasi.
2. Dapur induksi frekuensi tinggi
Dapur ini terdiri dari kumparan yang dililiti kawat mengelilingi cawan batu
tahan api, ketika tenaga yang dialirkan dari listrik, akan menahasilkan arus
listrik yang bersirkulasi di dalam logam yang menyebabkan terjadinya pencairan.
Apabila bahan logam telah cair - maka arus listrik membuat gerak mengaduk
(berputar). Kapasitas dari dapur jenis ini adalah 350 kg - 6 ton pada umumnya
dapur ini digunakan untuk memproduksi baja paduan yang khusus.
BAB IV
KELEBIHAN DAN KELEMAHAN STAINLESS STEEL
4.1 Kelebihan Stainless Steel
4.1.1 Daya tahan korosi
Semua baja stainless mempunyai daya tahan yang tinggi
terhadap korosi. Angka-angka logam campuran yang rendah menahan korosi pada
kondisi-kondisi ruang hampa, angka-angka campuran logam yang tinggi dapat
menahan korosi pada kebanyakan asam, larutan alkalin, dan lingkungan-lingkungan
yang menghasilkan klorida , bahkan pada suhu dan tekanan yang dinaikkan.
4.1.2 Daya tahan suhu rendah dan tinggi
Beberapa
angka akan menahan penskalaan dan pengaturan daya yang tinggi pada suhu-suhu
yang sangat tinggi, sementara yang lain menunjukkan pengecualian kekerasan pada
suhu-suhu cryogenic.
4.1.3 Kesenangan pembuatan (ease of fabrication)
Mayoritas
baja-baja stainless dapat dipotong, dilas, dibentuk, dimesinkan, dan dibuat
dengan mudah.
4.1.4 Daya
Sifat-sifat
kekerasan yang dibentuk profil logam dengan temperature indin dari kebanyakan
baja-baja stainless dapat digunakan dalam merancang mengurangi ketebalan bahan
dan mengurangi berat dan beaya. Baja-baja stainless mungkin diperlakukan panas
untuk membuat komponen-komponen daya yang sangat tinggi.
4.1.5 Pertimbangan estetika
Baja-baja
stainless tersedia pada kebanyakan lapisan-lapisan penutup permukaan. Baja
stainless ini diatur dengan mudah dan sederhana menghasilkan kualitas yang
tinggi, penampilannnya menyenangkan.
4.1.6 Sifat-sifat higienis
Kemampuan
membersihkan dari baja-baja stainless menjadikan pilihan-pilihan utama di rumah
sakit- rumah sakit, dapur- dapur, fasilitas proses farmasi dan makanan.
4.1.7 Karakteristik dalam kehidupan
Baja
stainless adalah sebuah bahan yang pemeliharaannya rendah dan tahan lama dan
sering merupakan pilihan paling sedikit mahal dalam perbandingan biaya jalan
kehidupan.
4.2 Kelemahan Menggunakan Stainless Steel
Setiap
bahan memiliki kelemahan dan Stainless Steel tidak terkecuali. Beberapa
kelemahan utama termasuk nya:
- Tinggi biaya awal, terutama ketika logam alternatif yang dipertimbangkan.
- Kesulitan dalam pengelasan karena disipasi yang cepat panas yang juga dapat menghasilkan potongan hancur atau biaya pemborosan tinggi
BAB V
APLIKASI STAINLESS STEEL
5.1 Aplikasi Baja Stainless Steell
Aplikasi baja Stainless Steel di bagi menjadi 3 yaitu :
5.1.1 Perlengkapan Stainless Steel untuk industri makanan
a.
Food service trolley ( trolley makanan )
b.
Load transfer trolley ( trolley barang )
c.
Luggage trolley ( trolley barang )
d.
Mixer (
pengaduk )
e.
Bowl sink ( sink bowl )
5.1.2 Perlengkapan Stainless Steel untuk dapur dan industri hotel
a.
Towel warmer ( pemanas handuk )
b.
Plate warmer ( penghangat piring )
c.
Kwali Range
d.
Blower kwali range
e.
Teppan yaki
f.
Kompor Blower
g.
Tempat sampah
5.1.3 Perlengkapan Stainless Steel lainnya
a.
Work table ( meja kerja )
b.
Work table knock down ( m kerja knock down )
c.
Tempat sampah stainless
d.
Queve stand / tiang antrian ( tali pita )
e.
Tiang antrian / pembatas antrian ( tali Bludru )
f.
Service food trolley / service trolley
g.
Collect trolley ( u/ mengumpulkan piring )
h.
Multy rack ( Bermacam-macam rak )
BAB VI
PENUTUP
Kesimpulan
Baja pada
dasarnya adalah besi (Fe) dengan tambahan unsur karbon (C) sampai dengan 1,67 %
(maksimal). Jenis-jenis baja dibagi menjadi beberapa macam, yaitu baja karbon,
baja paduan dan baja tahan karat (Stainless Steel). Proses pembuatan
baja terbagi menjadi tiga, yaitu : proses konvertor, proses terbuka (Open
Hearth Furnace) dan proses dapur listrik (Electric Arc Furnace)
saiikkkk lu fit.. akhirnya ada artikel anak ITI jg..
ReplyDeletekita juga punya nih artikel mengenai 'Industri Baja', silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
ReplyDeletehttp://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/2009/1/Artikel_20205546.pdf
trimakasih
semoga bermanfaat
PT. SATONA
ReplyDeleteKami Distributor bidang chemical ( Bahan Kimia ) yang berada di Jl. Jemur Andayani 50 A99-100. Sejak tahun 1974 sudah bekerja sama dengan PT . Petrokimia Gresik dll, perusahaan kami menyediakan beberapa bahan chemical / kimia diantaranya.
– Asam Sulfat / Sulfuric Acid ( H2SO4)
– Crude Gypsum ( Phosphogypsum)
– Purified Gypsum
– Calcined Gypsum
– Granulated Gypsum ( Cement Retarder)
– Kapur ( CaCO3 85% ) Ex. ZA
– HCL 32 %
– Pupuk Non Subsidi
Email : ruslinita@gmail.com
Call : 081331663458
087850060089
Pin BB : 589E2F3B
PT. SATONA
ReplyDeleteKami Distributor bidang chemical ( Bahan Kimia ) yang berada di Jl. Jemur Andayani 50 A99-100. Sejak tahun 1974 sudah bekerja sama dengan PT . Petrokimia Gresik dll, perusahaan kami menyediakan beberapa bahan chemical / kimia diantaranya.
– Asam Sulfat / Sulfuric Acid ( H2SO4)
– Crude Gypsum ( Phosphogypsum)
– Purified Gypsum
– Calcined Gypsum
– Granulated Gypsum ( Cement Retarder)
– Kapur ( CaCO3 85% ) Ex. ZA
– HCL 32 %
– Pupuk Non Subsidi
Email : ruslinita@gmail.com
Call : 081331663458
087850060089
Pin BB : 589E2F3B
terimakasih informasinya pak sangat membantu saya yang bergerak dalam bidang pembuatan trolley stainless, jika anda berkenan melihat produk kami silahkan Klik web kami disini
ReplyDeleteartikelnya sangat lengkap dan bermanfaat bagi saya yang sedang belajar tentang izin simpan dan share ya
ReplyDeleteterimakasih informasinya
ReplyDeletepengrajin standing poster stainless
terimakasih pak izin share ya
ReplyDeletePengrajin tiang antrian stainless
Terimakasih
ReplyDeleteperkenalkan saya Nanda sedang belajar usaha dalam pembuatan Tiang Antrian Stainless dan Standing Poster
Semoga kita bisa bekerjasama
maaf apakah saya boleh tahu referensi Anda darimana?
ReplyDelete